Mata gue belum juga bisa terpejam,huaa,,gara-gara message semalam . Tuhaan entah sampai kapan ???
dan terjadilah sebuah pertengakaran antara logika dan hati...gue
dan terjadilah sebuah pertengakaran antara logika dan hati...gue
L : Kamu sudah gila..
H : Kenapa kamu mengumpat padaku?
L : Karena kamu sudah gila
H : Atas dasar apa kamu menuduhku seperti itu?
L : Atas apa yang kamu punya, kamu rasa, kamu damba. Semuanya..
H : Itu tidak gila. Itu semua menyenangkan. Itu anugerah.
L : Anugerah mungkin benar tapi menyenangkan kau bilang? Kau benar-benar sudah gila!
H : Bisa tidak kamu berhenti menyebutku gila? Apasih maumu?
L : Tidak bisa. Karena aku ingin kamu sadar..
H : Sadar apa? Memangnya aku kenapa?
L : Dengar, apa kamu tidak jera? Apa kamu tidak pernah belajar? Dari
semua yang pernah kamu alami? Kamu masih mau mengulanginya lagi?
Sadarlah hati, aku miris melihatmu seperti ini...
H : Aku tidak mengerti kamu bicara tentang apa?!
L : Bohong! Aku yakin kamu mengerti. Aku berbicara tentang cinta.
H : Hhaa! Cinta. Tahu apa kamu tentang cinta? Mengenal rasa pun sama
sekali kamu tidak bisa. Kamu hanya bisa mencerna, berpikir, berhitung
dan hal-hal lain secara pasti. Yang hanya bisa menggunakan nalar. Mau
mengajarkan aku tentang cinta? Omong kosong. Kamu tidak akan mengerti!
L : Kamu salah! Aku mengerti dan aku memahami. Hanya saja kamu selalu
tak mau mendengarku. Aku hanya mau kamu tidak tersakiti lagi. Dengarlah
saja sedikit nasihatku dan kita tak perlu selamanya berdebat seperti
ini, hati..
H : Baiklah, apa yang perlu aku dengar?
L : Apa kamu mau tersakiti lagi?
H : Tidak.
L : Apa kamu mau tertipu dan dipermainkan lagi?
H : Tentu tidak.
L : Apa kamu ingin dirimu hancur berantakan lagi untuk waktu yang lama?
H : Tentu saja tidak mau. Kenapa kamu bertanya seperti itu?
L : Karena itulah yang sedang kamu lakukan terhadap dirimu saat ini. Kamu akan membuat dirimu mengalaminya lagi.
H : Apa?
L : Rasamu, hati. Perasaanmu. Kamu sedang bermain-main lagi dengan
perasaanmu. Demi Tuhan, hati. Berpikirlah dengan cara mau
mendengarkanku. Ini untuk kebaikanmu.
H : Kamu salah logika.. Aku tidak sedang bermain-main. Aku sungguh-sungguh.
L : Kesungguhanmu itulah yang akan menghancurkanmu lagi..kamu ini ngeyel sekali!
H : Logika, dengarkan aku.. Apa aku salah bila inginkan rasa?
L : Tidak Salah.
H : Apa aku tidak boleh merasakan cinta? Mencintai dan dicintai?
L : Itu boleh, tapi..
H : Apa aku tidak boleh merasakan bahagia?
L : Tentu saja boleh. Tapi hati.
H : Lalu apa masalahmu? Kenapa kamu malah melarang aku?
L : Bukan begitu, aku tidak melarangmu. Aku hanya memintamu untuk
berhati-hati, menyertakan pikir dalam setiap rasamu. Aahhh bagaimana
caranya aku memberitahumu agak kamu mengerti ya?!
H : Dan bagaimana pula caranya aku menjelaskan padamu agar kamu bisa memahami?!
L : Hhhh, entahlah!
H : Entahlah!
Aku : Diam kalian berdua! Berisik sekali! Tidak seharusnya kalian
bertengkar sendiri. Seharusnya kalian bekerjasama untuk tetap
membimbingku, menjagaku. Bukan sebaliknya, malah bertengkar! Membuatku
semakin bingung saja! lihat laki-laki bermata dlam itu, begitu tenang hatinya dalam dekapan malam ,sedangkan kalian masih saja bertengkar.
Logika dan hati pun terdiam... Masing-masing mencari cara untuk terbaik untuk dapat bertindak dengan benar.
0 komentar:
Post a Comment