Senja baru saja bercerita tentang Ilalang di musim
kemarau.
tempat ilalang yang terlihat kering
dan sepi
Ilalang yang meranggas di tebas mimpi
hujan yang tak kunjung datang
Ilalang yang biasa bawel dan keras kepala itu kini
membiarkan dirinya terbakar terik matahari
tak peduli sekujur tubuhnya mongering
dan kaku.
Pori-pori kulitnya hanya mencecap
gerah dan sakit.
Hanya pada malam, Ilalang merasakan
teduh diantara sergapan angin dingin
yang menyisir tubuhnya yang beberapa
hari ini telah kaku dan membisu.
Menunggu hujan di musim kemarau,
memang terdengar seperti mimpi di
siang bolong.
Lebih dekat pada kesemuan daripada
kenyataan.
Tapi, kadang musim suka membawa kabar
tak terduga.
Langit yang tadinya terik benderang,
tiba-tiba bermendung di lipatan senja.
Lalu, gerimis satu demi satu menitik
di tubuh Ilalang yang kehausan.
Seperti itulah aku. akulah senja, akulah Ilalang, akulah
kemarau itu.
Dan, kamu yang kuharapkan menjadi gerimis
di kegersanganku. Lalu, datang lelaki hujan.
pluie narrateur > lovkadabra
0 komentar:
Post a Comment