Bersama mendung yang
bergelajut ku dahului hujan dengan titik airmata yang tak lagi mampu terbendung
lajunya
Bersama mendung yang menghitam kubuka kunci hati yang beberapa waktu ini mengurung rinduku demi egoku
Bersama langit yang kian memburam ku akui aku rindu kamu
Aku kehilangan kamu
Aku ingin mendengar lagi suara canda dan tawamu
Bersama mendung yang menghitam kubuka kunci hati yang beberapa waktu ini mengurung rinduku demi egoku
Bersama langit yang kian memburam ku akui aku rindu kamu
Aku kehilangan kamu
Aku ingin mendengar lagi suara canda dan tawamu
yang kadang-kadang mengelitik kuluman senyum di bibirku
Juga luapan amarahmu saat aku terlalu manja
Entah disana kamu bisa merasakan gemuruh rasa yang berkecamuk di hati ini atau tidak
Yakinku kamu pasti tau
Yakinku kamu pasti mengerti
Beratnya rasa yang tertahan
Bukan karena gengsi ataupun ego diri
Tetapi demi janji yang terucap untuk saling mengakhiri sesuatu yang tak lagi bisa dipaksakan
Agar tak lagi ada yang tersakiti
Aku ingin membenci kamu, memaki kamu, menghapus kenangan tentangmu
Aku ingin mengingat semua kata-kata kasarmu yang kau ucap untuk membuatku benci
Tapi yang terjadi diri ini hanya diam dan mengiba pada Tuhan tuk mengubah takdir
andai saja itu mungkin
Satu sadar yang kumengerti
Kuterima ini dengan pedih
Takdirku hanya sampai disini
Bersama Lelaki bermata dalam
Karena takdir kita telah terhenti di titik ini
Kisah ini pun mungkin tak akan pernah berlanjut lagi....
Juga luapan amarahmu saat aku terlalu manja
Entah disana kamu bisa merasakan gemuruh rasa yang berkecamuk di hati ini atau tidak
Yakinku kamu pasti tau
Yakinku kamu pasti mengerti
Beratnya rasa yang tertahan
Bukan karena gengsi ataupun ego diri
Tetapi demi janji yang terucap untuk saling mengakhiri sesuatu yang tak lagi bisa dipaksakan
Agar tak lagi ada yang tersakiti
Aku ingin membenci kamu, memaki kamu, menghapus kenangan tentangmu
Aku ingin mengingat semua kata-kata kasarmu yang kau ucap untuk membuatku benci
Tapi yang terjadi diri ini hanya diam dan mengiba pada Tuhan tuk mengubah takdir
andai saja itu mungkin
Satu sadar yang kumengerti
Kuterima ini dengan pedih
Takdirku hanya sampai disini
Bersama Lelaki bermata dalam
Karena takdir kita telah terhenti di titik ini
Kisah ini pun mungkin tak akan pernah berlanjut lagi....
SEMOGA
*pluie narrateur*
0 komentar:
Post a Comment