Monday, November 9, 2015

BERJUANG MEMANG Tak SEBERCANDA ITU

Diposkan oleh Unknown di 10:26 PM 0 komentar
Setiap kali kau mencoba menjauhiku. Hatiku bahkan tahu, hingga begitu terasa sesak di dada.  
Kini, apakah benar kau akan pelan-pelan menjauhiku, melupakanku?   
Aku, bodohnya di beberapa waktu mencoba mengandalkan spasi-spasi kita. 

Aku berharap di sekali saja waktu aku bisa membaca rindumu padaku. 
Kau mencariku.  
Tapi tidak, karena itu tak pernah terjadi. Walau sebisaku menahan rinduku, berpura tiada desak rindu di dada, selalu pada akhirnya aku kalah dan mencarimu.  

Berjuang memang tak sebercanda itu, aku mencoba sembunyikan rinduku demi melihat seberapa mungkin kau merindukanku.  
Tapi cinta kita, hanyalah tentang seberapa jauh aku datang padamu terus menerus. karena di saat aku diam saja tidak mengusikmu, di waktu yang sama kau bahkan bisa mendengar jelas langkahmu mencoba meninggalkanku bukan?  

Aku memang adalah pendongeng bagi khayalku sendiri. 
Aku bukanlah perempuan yang ingin kau perjuangkan. 
Dan seharusnya ku cukup tahu diri tentang itu.  
Bukankah, tiap kali ku pinta gambar dirimu. 
Tahukah tiap kali itu juga aku menepuk sadarku. 
Namun entah mungkin dasar tak tahu diriku, aku tetap di sana, tak geming tetap berjalan padamu.  

Aku mencintaimu, apakah salah jika aku berjuang?  Apakah harus selalu bersyarat untuk mencintai, jelaskan padaku. 
Agar aku berhenti jika memang kau menjadi lebih bahagia karenanya..  

Pinta yang ku tulis di doaku adalah hidup di sisimu dan saling membahagiakan. Tapi apakah mungkin ku bisa bahagiakanmu? Jika di banyak waktu bahagiaku justru di bukan bahagiamu? hal apa yang lebih melukai dari itu?  Tak mengapa jika bagimu aku hanya teman bicaramu, jika ternyata mencoba mencintaiku hanyalah beban di hatimu. 
Hanya menjadi rasa yang meluaskan ke-HAMPA-an di cintamu. 
Jangan!!!, jangan mencintaiku jika tak bisa. Karena sungguh cintaku hanya ingin kau bahagia.  

*** Apakah ini perasaanku saja, kita saling bicara. Tapi pelan-pelan hatimu melangkah menjauh?  Mungkin juga, ini rasa tak percaya diriku ~

aacchhh sudahlah....

~Sepuluh Nopember dua ribu lima belas ~

LANGKAHMU

Diposkan oleh Unknown di 10:06 PM 0 komentar
Meski tidak lagi atau telah sebisamu mengabaikanku dengan tak harus ku rasakan sakitnya. 
Mungkin kau kira ku tak lagi peka, saat bagaimana begitu hati-hati kau menjauhiku.  
Tidak, aku hanya tak ingin menahanmu begitu keras sedang kakimu begitu jelas ingin secepatnya berlari menjauh dariku. 

Biar bila nanti kau benar-benar meninggalkanku, tak ada lagi pasung rasa bersalah dan belas kasihan padaku yang membuatmu kembali ada hanya untuk menyeka airmataku. 
Kau harus bahagia, tidak dengan memikul beban perasaan yang bukan inginmu.  
Jika cinta harus mempertahankan, apakah lagi yang bisa menahanmu? 
Aku begitu merasakan bagaimana rasa tak nyamanmu lagi padaku, bagaimana setiap kali kita bertukar kata dan begitu kurasakan kau memohon padaku untuk menyudahinya. 
Kini, aku, yang kukira bisa membuatmu nyaman, tak lain hanyalah kerikil yang melukai langkahmu, bukan?  

Namun percayakah kau padaku? bukan ku ingin menjadi bebanmu, tidak juga menjadi kerikil tajam di jalanmu. Hingga terus mencari banyak peruntungan di malam-malammu, mengusikmu dan menghabiskan waktumu. 
Tetapi, sebesar apapun aku melawan diriku untuk merahasiakan cintaku, rindu selalu menang selangkah dariku.  

Maka untukku, semoga kau lebih bersabar. 
Namun jika kau tlah begitu lelah, tetap abaikanlah aku. 

Hapus rasa iba mu padaku, sebab tak ada rasa yang lebih menyedihkan dari mencintaimu,selain ketika kau di sisiku tapi tak bahagia –  

*** Cinta bukanlah bagaimana satu pihak menemukan, tetapi bagaimana dua pihak saling menemukan..***


Canggu, sepuluh nopember dua ribu lima belas

KAMU

Diposkan oleh Unknown di 8:23 PM 0 komentar

Sudah banyak waktu aku tak menulis di  sini,

aku bukan tak lagi menyukai bait kata, 

bukan juga karena telah habis kata menuliskan perasaanku. 

Tapi ada di mana bahagia tak bisa kita tuliskan seperti semudah menulis kesedihan.  Namun di atas bahagiaku, aku lupa menanyakan bahagiamu.  

Apakah kebahagianku yang karena kau selalu ada untukku, juga pun bagian bahagiamu? Apakah detik di mana kau ada, bukan lelah untukmu?  Karena aku tahu, tali yang mengikatmu itu adalah tali yang ku ikat sendiri, mungkin telah menyesakkanmu atau bisa jadi telah melukaimu.  

 

Maafkan aku, jika caraku seperti perempuan yang tak tahu diri.  

Dan maafkan jika aku masih saja — di sana

 

"Tidak ada akhir cerita yang sempurna" Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea